Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda
Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda. Pada masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch, Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dan dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa. Di Sumatra Barat, sistem tanam paksa dimulai semenjak tahun 1847. Saat itu, penduduk yang telah usang menanam kopi secara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial. Sistem yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain ibarat Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman utama di Sumatra Barat dan Minahasa. Adapun lada merupakan tumbuhan utama di Lampung dan Palembang. Di Minahasa, kebijakan yang sama lalu juga berlaku pada tumbuhan kelapa.
Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, di antaranya sebagai berikut.
Adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa membawa akhir yang memberatkan rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa tersebut antara lain: banyak tanah terbengkalai sehingga panen gagal, rakyat makin menderita, wabah penyakit merajalela, bahaya kelaparan melanda Cirebon dan memaksa rakyat mengungsi ke tempat lain untuk menyelamatkan diri. Kelaparan ahli juga terjadi di Grobogan yang menjadikan banyak kematian sehingga jumlah penduduk menurun tajam.
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata menjadikan agresi penentangan. Berkat adanya kecaman dari banyak sekali pihak, kesannya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap. Salah satu tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa ialah Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli.
Dia menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar. Edward Douwes Dekker mengajukan tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia lantaran kejayaan negeri Belanda itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat Indonesia. Dia mengusulkan langkah-langkah untuk membalas kebijaksanaan baik bangsa Indonesia. Langkah-langkah tersebut ialah sebagai berikut :
a. Pendidikan (edukasi).
b. Membangun kanal pengairan (irigasi).
c. Memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya (transmigrasi).
Ayo Berlatih
Ayo, temukan kosa kata baku dan kata serapan pada bacaan yang berjudul “Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda”. Kemudian, carilah arti katanya. Kamu sanggup mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertanya kepada Guru, atau berdiskusi.
Ayo menulis
Pahamilah bacaan di atas! Tuliskan isu penting dalam bacaan kedalam kolom-kolom berikut dengan memakai prinsip: apa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana!
Tahukah Kamu?
Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun, lama-kelamaan, rakyat Indonesia mengadakan perlawanan lantaran niat jahat bangsa-bangsa Eropa itu mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda
Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, di antaranya sebagai berikut.
- Jatah tanah untuk tumbuhan ekspor melebihi seperlima tanah garapan, apalagi jikalau tanahnya subur.
- Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk tumbuhan ekspor sehingga banyak yang tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.
- Rakyat yang tidak mempunyai tanah harus bekerja melebihi 1/5 tahun.
- Waktu pelaksanaan tanam paksa ternyata melebihi waktu tanam padi (tiga bulan) lantaran tanaman-tanaman perkebunan memerlukan perawatan terus-menerus.
- Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
- Kegagalan panen tumbuhan wajib menjadi tanggung jawab rakyat/ petani.
Adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa membawa akhir yang memberatkan rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa tersebut antara lain: banyak tanah terbengkalai sehingga panen gagal, rakyat makin menderita, wabah penyakit merajalela, bahaya kelaparan melanda Cirebon dan memaksa rakyat mengungsi ke tempat lain untuk menyelamatkan diri. Kelaparan ahli juga terjadi di Grobogan yang menjadikan banyak kematian sehingga jumlah penduduk menurun tajam.
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata menjadikan agresi penentangan. Berkat adanya kecaman dari banyak sekali pihak, kesannya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap. Salah satu tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa ialah Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli.
Dia menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar. Edward Douwes Dekker mengajukan tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia lantaran kejayaan negeri Belanda itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat Indonesia. Dia mengusulkan langkah-langkah untuk membalas kebijaksanaan baik bangsa Indonesia. Langkah-langkah tersebut ialah sebagai berikut :
a. Pendidikan (edukasi).
b. Membangun kanal pengairan (irigasi).
c. Memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya (transmigrasi).
Ayo Berlatih
Ayo, temukan kosa kata baku dan kata serapan pada bacaan yang berjudul “Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda”. Kemudian, carilah arti katanya. Kamu sanggup mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertanya kepada Guru, atau berdiskusi.
| Kosakata baru | Arti kata |
|---|---|
| Kolonial | Penjajah |
| Sistem | Unsur atau cara yang teratur |
| Ekspor | Pengiriman barang dagangan ke luar negeri |
| Irigasi | Membangun kanal pengairan |
| Transmigrasi | Memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya |
Ayo menulis
Pahamilah bacaan di atas! Tuliskan isu penting dalam bacaan kedalam kolom-kolom berikut dengan memakai prinsip: apa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana!
- Apakah tanam paksa itu? Tanam paksa ialah keharusan yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda pada petani untk menanam tumbuhan tertentu sesuai yang ditetapkan kolonial Belanda.
- Dimanakah tanam paksa dilaksanakan? Di Jawa dan dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa
- Siapakah yang menerapkan tanam paksa? Johanes Van Den Bosch, Kolonial Belanda
- Bagaimana tanam paksa dilaksanakan? Para petani diharuskan menyetorkan 1/5 hasil panennya ke pemerintahan kolonial.
- Apa akhir tanam paksa? Terjadi penentangan
- Siapakah penentang tanam paksa? Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli
Tahukah Kamu?
Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun, lama-kelamaan, rakyat Indonesia mengadakan perlawanan lantaran niat jahat bangsa-bangsa Eropa itu mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar